Visitor Counter

hit counter

Saturday, March 5, 2011

Malin Kundang Story

Cerita aku ambil dari : http://akucreative.blogspot.com/


MALIN KUNDANG

Didesa Sumatera Barat, seorang ibu hidup dengan anaknya yang bernama Malin. Anak itu nakal, tetapi cerdas. Bekas luka dipunggung tangan Malin Kundang menjadi pertanda bagi ibunya.

Suatu hari Malin minta izin kepada ibunya untuk pergi merantau. Suatu hari, kalau ia sudah menjadi pedagang yang kaya raya, ia berjanji akan kembali.

Ibunya sedih karena ayah Malin tidak pernah kembali setelah pergi merantau. Namun akhirnya ia melepas anaknya.

Malin kundang merantau dengan menumpang sebuah kapal milik saudagar kaya raya. Selama diatas kapal itu, Malin belajar banyak kepada para awak kapal.

Ia sampai disebuah kota besar. Ia bekerja kepada seorang saudagar disana. Ia bekerja sangat rajin sehingga ia diangkat jadi pekerja kesayangan. Saudagar itupun menikahkan anaknya dengan Malin. Malin pun jadi kaya raya.

Suatu hari, Malin dan rombongan pergi berlayar kekampung halamannya.

Ibu Malin sangat gembira ketika melihat sebuah kapal besar menepi didermaga. Ia melihat sepasang suami istri berpakaian mewah berdiri digeladak kapal. Ia segera naik. Ia yakin pemuda itu adalah anaknya saat melihat bekas luka dipunggung tangan sang pemuda.

“Malin Kundang, anakku, kau pulang, Nak! Kenapa begitu lama kau baru kembali, Nak! Seru ibu Malin sambil memeluk Malin.

Malin sangat terkejut melihat seorang wanita tua lusuh tiba-tiba memeluknya. Dilepaskannya rangkulan wanita itu dengan kasar. Sang istripun bertanya siapakah wanita tua yang lusuh itu.

Dengan angkuhnya Malin menjawab, “Entahlah Dik.. Kanda rasa dia orang gila yang mengaku-ngaku sebagai ibuku.” Sebenarnya Malin tau bahwa itu adalah ibunya, namun ia malu mengakui hal itu dihadapan istri dan anak buahnya.

Ibu Malin sangat terluka. Ia tak menyangka anaknya tega berlaku kasar dan tak mengakuinya sebagai Ibu. Ia sangat sedih sehingga terucap, “Kalau ternyata benar kau adalah Malin anakku, biarlah kau menjadi batu”.

Malin Kundang malah tertawa mendengar ucapan Ibu tua itu. Ia segera memerintahkan awak kapalnya untuk meninggalkan dermaga. Namun, ketika kapal besar itu mulai meninggalkan dermaga, tiba-tiba datanglah badai besar. Badai itu menghantam kapal Malin hingga hancur. Ditengah kepanikan, tubuh Malin Kundang menjadi kaku dan mengeras menjadi sebuah batu.

Sampai kini, batu Malin Kundang masih dapat dilihat di Pantai Aia Manih (Air Manis), di Sumatera Barat.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...